Noh Alam Shah Kenang Momen Kala Masih di Arema

Noh Alam Shah Kenang Momen Kala Masih di Arema

Noh Alam Shah Kenang Momen Kala Masih di AremaNoh Sah Alam , mantan striker timnas Singapura, mengenang masa-masa ketika ia masih bermain dan memperkuat tim hebat Jawa Timur Arema .

Noh Alam Shah Kenang Momen Kala Masih di AremaNoh Alam Shah Kenang Momen Kala Masih di Arema

islschedule – Noh Alam Shah merupakan pemain asing yang sukses bersama Arema. Ia pernah mengantarkan tim berjuluk Singo Gila itu menjadi juara Liga Super Indonesia 2009-2010.

Saat itu dia hanya berada di Arema. Pemain yang akrab disapa “Along” ini bermain untuk Singo Edan bersama rekan senegaranya Muhammad Ridhuan.

Along berduet dengan Roman Chmelo sebagai lead. Gelar juara Liga Super Indonesia berhasil diraih. Musim berikutnya, Singo Edan terus bersaing di papan atas dan finis kedua di akhir musim.

Gelar juara tahun 2010 bersama Arema merupakan momen terbesar yang dimiliki Aaron selama berkarier di Indonesia, dimana Aaron juga sempat berseragam Persib Bandung dan PSS Sleman bersama Singo Edan.

Noh Alam Shah begitu bangga dengan prestasinya di Arema dan didukung suasana kekeluargaan yang membuatnya betah saat menghadapi Singo Edan berseragam Persib Bandung.

“Saya suka Arema. Saya merasa dekat dengan kalian semua, jadi saya tidak bisa bermain melawan kalian semua,” kata Noh Alam Shah kepada Dendi Santoso di channel YouTube pemain Arema FC, Dendi41 Santoso.

“Saya masih mengingatnya bahwa saya memberitahu kepada pelatih Robby Darwis kalau saya tidak bisa bermain. Kalau saya emosi, saya tidak bisa bermain, tidak akan berhasil.” “Lebih baik pemain lain bermain dengan konsentrasi,” kata Aaron.

Dua musim bersama Arema dan satu trofi juara ISL membuat Noh Alam Shah Singo tidak akan pernah bisa melupakan Edan, bahkan pendukung setia Aremania sekalipun.

Karir Club

Sebelum bergabung dengan sepak bola, Aaron tercatat sebagai pemain timnas Singapura U-12 Sepak Takraw, di mana ia bermain sebagai Tekong dimainkan. Pada usia 14 tahun, ia memutuskan untuk berhenti bermain Sepak Takraw untuk mencoba bermain sepak bola hingga akhirnya seorang pencari bakat menunjukkan minat dan memasukkan namanya ke dalam tim. Saat berusia 16 tahun, tak heran jika ia kerap melakukan sundulan ala pemain sepak bola Takraw. Pada tahun 1997, ia memperkuat Sembawang Rangers hingga level senior dan kemudian pindah ke Singapore Armed Force FC (SAFFC) dan kemudian kembali ke tim semula. Pada tahun 2003 ia pindah ke Tampines Rovers dan membantu mereka memenangkan gelar liga dua tahun berturut-turut pada tahun 2004 dan 2005.

Pada tahun 2007, ia menjadi pemain pertama yang mencetak 100 gol untuk klubnya setelah mencetak gol melawan Liaoning Guangyuan. Karena kecerdikannya, Alam Shah mengikuti seleksi di Notts County (Inggris) dan Skonto Riga (Latvia), namun gagal di keduanya karena masalah izin kerja.

Sejak tahun 2009, Seiring mulai bermain untuk klub Liga Super Indonesia Arema Malang. Setelah pertandingan kompetitif di Indonesia, Aaron pindah ke Arema Malang untuk bermain di IPL dari tahun 2011 hingga 2012.

Pada pertengahan musim 2012, Nor Alam Shah didatangkan dari Persib Bandung setelah hampir tiga tahun berlalu dan menjadi ikon Arema Malang.

Baca juga : Inilah Biodata Pemain Sepak Bola Indonesia di Sea Games 2023

Alam Shah kembali dipihakTampines Rovers, Pada 28 Juni 2012 lalu.

Pada tanggal 16 Maret 2013, saat jeda pertandingan persahabatan antara PSS Sleman dan Persiba, Bantul Alam Shah bersama Usep Munandar diperkenalkan ke publik setelah resmi menjadi pemain PSS Sleman dengan berjalan melintasi lapangan Stadion Maguwoharjo, PSS Il , mengelola stadion kandang Sleman. Keduanya pun mendapat tepuk tangan meriah. Ia bergabung dengan mantan rekan-rekannya di Arema Indonesia seperti Waluyo, Aji Saka, Juan Revi, dan Wahyu Gunawan yang sebelumnya bergabung dengan PSS Sleman. Alam Shah mencetak gol liga domestik pertamanya untuk PSS Sleman pada Minggu 28 April 2013, pertandingan berakhir 2-0. Alam Shah mencetak gol pada menit ke-62 untuk memastikan kemenangan PSS Sleman atas tim tamu PPSM Magelang di Stadion Maguwoharjo.

Noh Alam Shah

Karier internasional

Pada pertandingan penyisihan grup Kejuaraan Sepak Bola ASEAN 2007, Alam Shah mencetak tujuh gol dalam kemenangan agregat 11-0 atas Laos. Ini bukan hanya rekor kemenangan besar Singapura, tetapi juga rekor gol individu yang dicetak seorang pemain dalam pertandingan internasional Singapura. Alam Shah akhirnya membantu Singapura mempertahankan gelar liga mereka, memenangkan gelar sebagai pemain terbaik dan pencetak gol terbanyak dengan 10 gol.

Dia akhirnya menjadi kapten tim dan mencetak gol dalam pertandingan persahabatan melawan Tiongkok pada 12 Agustus 2009 di Tantangan Hari Nasional . Pertandingan berakhir dengan kekalahan adu penalti 3-4 setelah bermain imbang 1-1 selama 90 menit pertandingan.

Kontroversi

Alam Shah memiliki temperamen yang tinggi dan emosi yang tinggi. Alam Shah dilarang selama satu tahun oleh Komite Disiplin Asosiasi Sepak Bola Singapura karena insiden dengan rekan setimnya di tim nasional Singapura Daniel Bennett di final Piala Singapura 2007. Peristiwa itu terjadi ketika Alam Shah yang saat itu membela Tampines mengalami cedera lutut saat Rovers membentur kepala Bennett yang membela SAFFC. Usai duel perebutan bola, saat berusaha memisahkannya, Alam Shah menendang kepala bek naturalisasi tersebut hingga terjatuh dan dibawa ke rumah sakit.

Akibat kejadian tersebut, Alam Shah diskors selama satu tahun, yang kemudian dikurangi menjadi tujuh bulan. Selama skorsingnya, Alam Shah dipinjamkan ke klub Malaysia PDRM FA, meskipun Alam Shah pada akhirnya tetap tidak diizinkan bermain karena aturan FIFA mengharuskan setiap klub untuk mematuhi aturan asosiasi sepak bola negara lain.

Kekaguman pada Aremania

Dendi Santoso dan Noh Alam Shah pun mengenang momen-momen setelah menjadi juara. Apalagi Aremania saat itu menggelar konvoi kejuaraan selama tujuh hari.

Menurut Aaron, momen perayaan tersebut sulit untuk ia lupakan karena ia belum pernah melihat hal seperti ini di negara asalnya, Singapura.

“Hal yang diluar nalarku, kok mereka bisa keluar masuk seperti ini setiap hari nya. Saya sudah pernah meraih gelar Piala AFF bersama Singapura dan tidak ada konvoi seperti itu di sana. Di Arema, dari pagi hingga sore semua datang konvoi, itu suatu keistimewaan, kata Seiring.

Serangan itu, Dendi Santoso pun bercanda tentang bagaimana ia merayakan Aremania. “Siapa yang peduli dengan tujuh hari seperti ini? ucapnya yang dibalas Dendi bahwa itu adalah keinginan Aremania.

Tak hanya itu, Aaron juga mengaku teringat saat membantu Arema mengalahkan Pelita Jaya 6-1 di Kanjuruhan. Sepulangnya dari stadion, ia mengaku melihat banyak aremaniak menuju Malang.

“Saya ingat setengah dari fans Kanjuruhan sedang menuju pulang menuju Malang.” Saya bertanya mengapa mereka berjalan dan mereka mengatakan mereka belum pernah melihat tim menang lebih dari lima gol dalam jangka waktu yang lama, jadi kalau berhasil mencetak lebih dari lima gol, aku pulang” ucap Aaron sambil tertawa.

Aremania punya tempat spesial di hati Aaron.