Pengertian Teknologi Manusia Purba

Pengertian Teknologi Manusia Purba

Pengertian Teknologi Manusia Purba – Di Sumba, patung menhir dibuat sebagai sarana pemujaan leluhur hingga saat ini. Patung ini dibuat sebagai penghormatan atas meninggalnya seorang raja atau penguasa. Tujuan pembuatan patung-patung ini adalah agar masyarakat tetap dekat dengan nenek moyangnya dan hubungan mereka tidak hilang.

Pengertian Teknologi Manusia Purba

Pengertian Teknologi Manusia Purba

islschedule – Patung-patung megalitikum dibentuk sesuai dengan kebutuhan berbagai kalangan masyarakat. Penggunaan patung secara modern dapat ditemukan pada masyarakat Hindu Bali. Masih ada bentuk berbeda dengan tingkat kegunaan berbeda.

Selain bangunan megalitikum, terdapat produk budaya pra-pencerahan yang masih terus dikembangkan hingga saat ini yaitu keramik. Tembikar prasejarah dapat dilihat pada masa Neolitikum. Pembuatan gerabah Neolitikum dilakukan dengan halus, walaupun pembuatannya masih sederhana namun hasil yang diperoleh tetap halus.
Berdasarkan perkembangan tersebut, keramik masih digunakan sampai sekarang.

Cobek, alat dari batu, masih digunakan dan terdapat di rumah tangga Indonesia. Alat ini bisa digunakan untuk menumbuk bumbu, menumbuk bumbu masakan atau juga sebagai tempat membuat sambal. Alat-alat batu ini telah dikenal selama ribuan tahun.

1. Antara batu dan tulang
Perkakas yang mula-mula digunakan oleh masyarakat zaman dahulu terbuat dari batu dan juga dari tulang. Perangkat ini dikembangkan pada masa Paleolitik atau Zaman Batu Tua. Zaman Batu Tua ini bertepatan dengan zaman Neozoikum, khususnya akhir Zaman Tersier dan permulaan Kuartet.

Era ini berlangsung sekitar 600.000 tahun yang lalu. Era yang sangat penting karena dikaitkan dengan kemunculan tipe-tipe manusia purba. Zaman ini dianggap Zaman Batu Tua karena hasil kebudayaan ini terbuat dari batu yang relatif sederhana dan belum diolah. Kebudayaan zaman paleolitikum ini secara umum terbagi jadi kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.

a) Kebudayaan Pacitan
Kebudayaan ini berkembang di daerah Pacitan-Jawa Timur. Beberapa perkakas batu telah ditemukan di kawasan ini. Von Koenigswald dalam penelitiannya pada tahun 1935 menemukan beberapa hasil teknologi batu atau perkakas batu di Sungai Baksoka dekat Punung.

b Kebudayaan Ngandong
Kebudayaan Ngandong berkembang di wilayah Ngandong. Alat-alat batu dan alat-alat tulang banyak ditemukan di kawasan ini. Alat tulang ini berasal dari tulang binatang dan tanduk rusa yang kemungkinan digunakan sebagai belati. Alat dendritik juga ditemukan. Peralatan batu yang bentuknya mirip kalsedon ditemukan di Sangiran.

2. Antara pantai dan gua
Zaman Batu terus berkembang menjadi Zaman Batu Tengah atau disebut untuk periode Mesolitikum. Hasil kebudayaan Batu Tengah ini lebih maju dibandingkan dengan hasil kebudayaan Paleolitik (Batu Tua). Namun bentuk dan hasil kebudayaan Paleolitik tidak serta merta punah, melainkan semakin disempurnakan. Secara umum kebudayaan Mesolitikum terbagi menjadi dua bagian yang dicirikan oleh habitatnya, yaitu pantai dan gua.

3. Mengenal Api
Api merupakan salah satu faktor penting dalam kehidupan manusia. Sebelum ditemukannya teknologi kelistrikan, aktivitas sehari-hari masyarakat dalam memasak hampir pasti tidak lepas dari api.

Bagi masyarakat zaman dahulu, proses penemuan api merupakan bentuk inovasi yang penting. Menurut catatan arkeologi, api ditemukan 400.000 tahun yang lalu. Penemuan pada zaman Homo erectus. Api digunakan untuk menghangatkan tubuh dari cuaca dingin.

 

Teknologi Manusia Purba

 

Manusia dapat memanfaatkan teknologi api untuk banyak hal. Selain itu, penemuan api juga mengenalkan masyarakat pada teknologi memasak, yaitu memasak. memasak dengan cara dibakar dan menggunakan bumbu-bumbu dengan bahan tertentu. Manusia juga menggunakan api sebagai senjata.

4. Revolusi Teknologi Manusia Awal
Perkembangan Zaman Batu yang dapat disebut penting dalam kehidupan manusia adalah zaman Neolitikum atau Zaman Batu Baru. Masa Neolitikum juga dapat disebut dengan Zaman Batu Muda, karena pada zaman ini terjadi revolusi kebudayaan yang didalamnya terjadi perubahan pola hidup masyarakatnya.

Gaya hidup seorang penjelajah menjadi produksi pangan. Perubahan ini sejalan dengan perubahan jenis dukungan budaya. Pada masa itu, spesies Homo sapiens hidup sebagai pendukung kebudayaan Zaman Batu Baru.

Mereka akan belajar pertanian dan peternakan. Sebagai proses produksi atau produksi makanan. Kehidupan masyarakat mulai berkembang melalui gotong royong. Hasil kebudayaan yang terkenal pada zaman Neolitikum secara garis besar terbagi dalam dua tahap perkembangan.

 

Baca Juga : Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi

 

a Budaya kapak persegi
Nama kapak persegi berasal dari penyebutan Von Heine Geldern sehubungan dengan bentuk alatnya. Kapak persegi ini berbentuk persegi panjang dan trapesium.

Ukuran alat ini pun bermacam-macam. Kapak persegi besar sering disebut kapak atau beliung, dan beberapa bahkan dilengkapi pegangan sehingga terlihat persis seperti cangkul modern. Yang kecil disebut tatas. Penyebaran alat-alat tersebut terutama di wilayah kepulauan Indonesia bagian barat seperti Sumatera, Jawa, dan Bali.

Sentra teknik kapak persegi diperkirakan berada di Palembang, Bogor, Sukabumi, Tasikmalaya, Pacitan, Madiun dan di lereng Gunung Ijen (Jawa Timur). Kapak batu berbentuk persegi yang cocok digunakan sebagai alat pertanian juga ditemukan di desa Pasir Kuda dekat Bogor.

b. Budaya Kapak Oval
Nama Kapak Oval diambil dari bentuk penampang oval alat tersebut. Bentuk umum alat ini lonjong seperti telur. Sebuah batang diletakkan pada ujung yang lancip dan ujung yang lain diasah agar lancip.

Perhiasan seperti gelang batu dan peralatan tembikar juga ditemukan pada zaman Neolitikum. Pada masa itu, masyarakat zaman dahulu sudah mempunyai informasi tentang kualitas batu untuk perkakas.

Penemuan dari berbagai tempat menunjukkan bahwa material yang paling banyak digunakan adalah jenis kerikil seperti kerikil kapur, kalsedon, jasper dan kerikil tufa. Selain keras, batu jenis ini juga rapuh dan biasanya memiliki potongan yang tajam dan tipis sehingga lebih mudah untuk dipegang.

Beberapa situs terdapat fosil kayu, seperti Sungai Baksoka di Jawa Timur dan Sungai Ogan di Sumatera Selatan. Perangkat tersebut mencoba menggunakan fosil. Jika lingkungan tidak menawarkan bahan yang bagus, batu biasanya digunakan di sekitar rumah, meskipun kualitasnya kurang baik.

Contohnya dapat ditemukan di Kedung Gamping di Pacitan bagian timur, Cibaganjing di Cilacap, dan Kali Kering di Sumba, dimana andesit sering digunakan sebagai perkakas.

c. Perkembangan Zaman Logam
Ketika zaman Neolitik (Zaman Batu) berakhir, maka dimulailah Zaman Logam. Sebagai bentuk penundaan. Zaman Logam.