Peran Kecerdasan Buatan Di Piala Dunia

Peran Kecerdasan Buatan Di Piala Dunia

Peran Kecerdasan Buatan Di Piala Dunia – Sepak bola adalah salah satu olahraga paling populer di dunia. Piala Dunia ibarat pesta besar bagi para penggemar sepak bola setiap empat tahun sekali. Tahun ini, pada tahun 2022, Piala Dunia akan diselenggarakan oleh Qatar. Banyak teknologi baru yang dihadirkan di acara ini lho! Mulai dari sensor kamera luar ruangan, injektor peluru, implementasi kecerdasan buatan, dll.

Peran Kecerdasan Buatan Di Piala Dunia

Peran Kecerdasan Buatan Di Piala Dunia

islschedule – Sensor yang ada menjadi data real-time yang diproses langsung oleh kecerdasan buatan. Melalui pengetahuan dan proses tersebut, penyelenggaraan kompetisi kelas dunia ini menjadi lebih efektif dan efisien.

Apa itu Pemutaran Ulang Instan AI?
Pada pertandingan Piala Dunia 1986 antara Argentina dan Inggris, Maradona dari Argentina keberatan dengan gol kedua wasit yang penuh kontroversi dan memicu perdebatan. Momen yang kini dijuluki Tangan Tuhan itu sebenarnya sebuah kesalahan, karena Maradona menggunakan tangan kirinya sebagai pengganti kepala untuk mengarahkan bola ke gawang lawan.

Hal ini mungkin terjadi karena wasit saat itu tidak memiliki akses tayangan ulang instan atau instant replay sehingga hanya menggunakan sudut pandang subjektif di lapangan. Melalui berbagai ajang serupa, penyelenggara sepak bola mulai memanfaatkan teknologi dalam pengambilan keputusan akhir yang obyektif.

AI Instant Replay, atau biasa dikenal dengan VAR, adalah sistem kecerdasan buatan yang membantu wasit mengambil keputusan obyektif berdasarkan pandangan kamera berbeda di lapangan.

Menariknya, Piala Dunia tahun ini memperkenalkan teknologi yang melangkah lebih jauh, menggunakan kecerdasan buatan untuk menentukan kapan seseorang berada dalam posisi offside.

 

Baca Juga : PT LIB Gandeng Platform Dalam Teknologi AI

 

Bagaimana cara kerja pemutaran ulang instan AI?
Kecuali, sederhananya, ketika penyerang berada di belakang bek lawan ketika rekan setimnya mengoper bola. Kondisi ini biasanya terjadi ketika penyerang terlalu fokus pada posisi bola hingga lupa posisinya sendiri.

Selain aturan, tantangannya adalah menentukan apakah lawan berada di depan atau di belakang garis. Hal ini biasanya sulit dilakukan ketika dua pemain (biasanya penyerang dan bek) saling berdekatan, sehingga semakin sulit untuk menentukan apakah mereka berada di depan atau di belakang. Keputusan ini diperumit oleh sudut pandang yang sangat berbeda, mungkin saja keputusan yang berbeda harus diambil dari sudut pandang yang berbeda.

Penentuan offside ini menggunakan Video Assistant Referee (VAR) yang diperkenalkan pada tahun 2018 dan bertujuan agar keputusan pada pertandingan tersebut sedikit lebih obyektif.

VAR beroperasi di ruangan khusus yang terhubung dengan wasit di lapangan melalui perangkat komunikasi. Tim VAR terdiri dari video asisten wasit dibantu tiga asisten dan empat ofisial yang menayangkan video dari berbagai sudut.

VAR mencatat kemajuan pertandingan sepak bola dari berbagai sudut. Jumlah operator pemutaran dapat ditingkatkan tergantung pada jumlah kamera dan sudut pengambilan video.

 

Baca Juga : Masa Depan AI Yang Menarik Dalam Industri Minuman 

 

Tim VAR memiliki 33 kamera TV, delapan di antaranya dapat digunakan dalam gerakan super lambat dan empat kamera dalam gerakan super lambat. Selain itu, tim VAR terhubung dengan dua kamera eksternal.

Jika bantuan VAR diperlukan, wasit mengirimkan sinyal kepada pemain dan staf di venue. Tayangan ulang dan sudut kamera yang diperlukan untuk meninjau acara tersebut akan ditampilkan atas permintaan wasit. Ini dapat digunakan untuk meningkatkan akurasi dan objektivitas dengan mengandalkan perspektif.

Kekurangan dan kelebihan teknologi AI Instant Replay
selalu menjadi kelebihan dan kekurangan. Kelebihan AI Instant Replay adalah dapat menangkap peristiwa dengan sempurna, namun teknologi ini masih memiliki kekurangan yaitu tidak dapat melihat banyak aspek lain seperti niat pemain.

Berikut contoh insiden pada pertandingan Major League Soccer (MLS) antara Los Angeles Football Club (LAFC) melawan Austin FC dimana terdapat peluang untuk melakukan pelanggaran namun wasit memutuskan untuk tidak mengadakan penalti. alasan subyektif yaitu hanya sentuhan yang membuat pemain lepas dari bola, yaitu. dia mungkin tidak sedang kacau. Oleh karena itu, penggunaan VAR dinilai sangat baik karena menunjukkan apa yang sebenarnya terjadi dan membantu wasit mengambil keputusan terbaik apakah kejadian tersebut buruk atau tidak.

Selain itu, keputusan tanpa bantuan VAR memakan waktu lama dan berujung pada ketidakpuasan keputusan. Jadi teknologi hanya sekedar alat yang belum bisa digabungkan hasilnya untuk dilihat orang di lapangan, sehingga mengurangi subjektivitas wasit, namun tetap tidak menghilangkan sepenuhnya.

Kesimpulan
Kita telah berbicara banyak tentang teknologi AI di balik Piala Dunia 2022, mulai dari apa itu teknologi dan cara kerjanya hingga kelebihan dan kekurangannya. Ternyata teknologi saat ini semakin masif dimanfaatkan untuk menunjang kelancaran berbagai agenda, seperti Piala Dunia 2022, sebelum diolah lebih lanjut. Jadi kami memahami bahwa data dan pengolahannya merupakan wawasan yang sangat penting untuk mengambil keputusan yang obyektif.